
Konfigurasi IP Address
Langkah pertama, kita bisa sesuaikan terlebih dahulu alamat IP ISP-A, ISP-B dan LAN seperti pada topologi diatas. Untuk melakukan konfigurasi IP maka bisa masuk ke dalam menu IP>>Address.
Konfigurasi DNS
Kemudian
lakukan konfigurasi DNS pada router, jika Anda mendapatkan alokasi DNS
dari kedua ISP maka Anda bisa isikan alokasi DNS dari kedua ISP tersebut
dirouter, karena jika hanya salah satu DNS saja yang di inputkan, maka
ketika salah satu link mati maka router dan client tidak bisa membuka
halaman website menggunakan nama domain. Solusi lain Anda bisa gunakan
Publik DNS Google yaitu 8.8.8.8 atau 8.8.4.4. Konfigurasi DNS bisa
ditemui pada menu IP>>DNS.
Konfigurasi Route
Langkah
selanjutnya, maka kita bisa membuat default-route dengan tujuan
0.0.0.0/0 dan gateway masing-masing ISP. Konfigurasi Route bisa Anda
temui pada menu IP>>Route.
Dengan
konfigurasi seperti diatas, maka ketika jalur utama (Main Link) mati
maka link tidak di pindah ke jalur backup, untuk memfungsikan fitur Fail
Over maka kita perlu menambahkan konfigurasi "Check-Gateway" pada
default route ISP-A dan juga konfigurasi "distance" pada default route
ISP-B.
Cara
kerja dari check-gateway adalah melakukan pengecekan berkala ke gateway
ISP dengan mengirimkan paket PING/ARP. Ketika 10 detik pertama gateway
tidak merespon maka akan dianggap "request time out", kemudian jika 10
detik kedua gateway tidak merespon maka akan dianggap "unreachable".
Nah ketika Gateway sudah dianggap "unreachable" maka Router akan memindahkan ke jalur yang memiliki distance lebih besar.
Konfigurasi NAT
Supaya
disisi client bisa terkoneksi ke internet, maka kita membutuhkan
konfigurasi NAT Masquerade. Konfigurasi NAT bisa ditemui pada menu
IP>>Firewall>>NAT.
Tahap Pengujian
Sebagai
tahap pengujian, ketika ISP-A terdapat ganggunan dan menyebabkan link
mati, maka jalur internet akan di backup melalui ISP-B. Kemudian jika
jalur ISP-A sudah aktif kembali maka jalur internet akan di kembalikan
lagi ke Main Link lagi yaitu ISP-A.